Sunday 18 January 2009

Tolong dong

"Hey Muhdi... buatin saya kopi dong.. gak pake lama YAA.. gulanya dikit aja, biasaaa.." ujar salah seorang staff, yang berpikir... kayaknya enak nih minum kopi, pas jam tiga sore dan pas ngantuk-ngantuknya di kantor. Atau ada kata tolong lainnya lagi, yang sampe ke rumah.. "Tolong dong ambilin buku mama yang ada di atas meja rias..." atau juga si anak ke orang tuanya, "Maaam... tolong dong, buatin aku mie instant.. aku lagi belajar nih.."

"itu kan wajar den.. kalau lagi sibuk dikantor... kita minta tolong OB untuk buatin ini atau itu.."
Ya ya ya.. saya ingin membahas bukan mengenai sibuknya, tetapi mengenai mental untuk dilayani.. atau lebih tepatnya memposisikan orang lain sebagai pelayan kita, yang tanpa sadar itu menjadi kebiasaan yang tidak positif, dengan meminimalkan atau memanipulasi arti kata tolong.. bukan benar-benar sebagai permohonan tetapi perintah (secara halus).

Andai kata kita bisa menghandle sendiri membuat kopi atau teh di kantor, tanpa harus mengandalkan OB.. maka GA bisa meng-efektifkan pekerjaan OB untuk pekerjaan lain, atau bahkan untuk kantor yang berskala kecil, kita bisa menghemat dengan hanya sedikit staff OB yang kita perlukan, dengan self service pantry. Lalu apa hubungannya dengan kita sebagai orang tua di rumah? atau sebagai anak?

Entah dari mana seorang anak belajar, mungkin sama seperti kita belajar by nature sama orang tua kita, atau atasan kita.. siapa pun itu adalah pemimpin atau orang yang pernah memimpin dalam bagian hidup kita, yang secara tidak langsung mempengaruhi gaya hidup ini. Sehingga anak, ya.., mereka cuma mengikuti apa yang biasa kita lakukan. Bukan cuma anak, staff-staff dikantor pun, akan cenderung mengikuti gaya kita jika suatu hari mereka memimpin..

Ada baiknya, jika kita belajar untuk melayani diri sendiri dan orang lain.. dan menggunakan kata "tolong" disaat kita benar-benar membutuhkannya, tulus dan dengan rasa hormat. Maka, kita akan melihat, ada rasa berharga yang lain ketika seseorang membantu pekerjaan-pekerjaan kita, ada rasa hormat yang sama ketika OB membuatkan sesuatu untuk kita, ada rasa hormat yang sama ketika anak-anak mengerjakan sesuatu untuk menolong kita orang tuanya, dan sebagai anak, ada baiknya untuk belajar melayani.. bukan memberi perintah, apa lagi sama orang tua.

Tuesday 6 January 2009

To be continued..


Saya dulu gak gitu suka sama film seri, kelamaan.. males nonton.. pokoknya ada alasan-alasan tertentu, kadang juga ceritanya monoton.. Tapiii saya jadi 'keranjingan' sama film seri (gak gila-gila banget..) sejak dikasih nonton Smallvile sama temen, akhirnya ngikutin sampai ke season V.. akhirnya gak dilanjutin lagi deh... karena kelamaan keluarnya, juga ceritanya jadi makin aneh.

Lalu biasa... temen saya, si sumber 'racun film seri' mengeluarkan lagi film seri lainnya.. yaitu Supernatural, Heroes.... gak ketinggalan juga bleach, naruto, gray man... halah.. banyak banget.. padahal gak dibayar, tapi dia bisa hafal jalan cerita dan berhasil memasarkan film-film tersebut kepada saya.. hehehe.... thank you..

Tapi ada yang paling tidak menyenangkan, yang dilakukan oleh editor film-film tersebut, terutama heroes.. kenapa?? karena passs seru-serunya... ada tulisan putihnya.. "To be continued.." Bener-bener keterlaluan... :D

Tau gak, ada dua respons orang waktu nonton film... yang pertama, orang tersebut adalah orang yang mau terus ikutin sampai cerita di film tersebut selesai, orang kayak gini setia menunggu untuk tau kelanjutan dari film tersebut. Dan orang yang kedua adalah, orang yang mau 'mengakhiri film' tersebut, ada aja... bisa dengan menebak akhirnya.. "menurut gw nih.. akhirnya bakalan begini nih...--" dia asumsikan akhirnya, atau juga dia keluar.. atau dia matiin TV-nya, karena gak mau nunggu... apa lagi kalau ceritanya keliatan jelek..

Saya gak tau tipe kamu yang mana, karena kita semua beda-beda... TAPIII... ada satu keanehan, itu juga yang terjadi pada kita.. waktu kita menjalani hidup ini..

Ibarat film, kita lagi memerankan diri sendiri sekaligus menontonnya..
Kadang ceritanya bisa seneng, kadang bisa sedih, kadang bisa sukseeees.. kadang bisa terpuruk, kadang bisa selalu dalam percintaan (huahaha), sering juga nggak... (haiaaa...) dan banyak lagi cerita lainnya..

Masalahnya adalah, apakah kita mau nunggu sampai akhir dari cerita hidup kita selesai... tanya sama yang buat (Tuhan)? atau kita mencoba membuat akhir dari filmnya kita..
Macem-macem cara yang dibuat orang: ada yang tinggalin ceritanya, ada yang tetep mau tunggu sampai ceritanya berakhir, ada juga yang buat akhirnya sendiri... dengan berbuat tindakan yang irasional, sampai ada yang bunuh diri... :(

Tahun berganti tahun... 2009 buat saya, just another year to pass.. it's being worse kalau dilewati tanpa menyadari, our lives to be continued... dari hari kehari, dari satu masalah ke solusi atau masalah lainnya.. belajar untuk sabar dan bear in mind kalau dibalik semua kejadian yang dihadapi ada ending yang sudah di set sedemikian rupa oleh pencipta kita. Jadi keep in touch with Him, dan jangan sekali-kali menebak-nebak ending, atau menciptakan shortcut untuk selesaikan masalah kita, belajar untuk terus moving forward.. don't look back...

Happy New Year my friends.... God's love you..!!