Monday 8 July 2013

Orang Dewasa vs. Anak Kecil

Apa yang membedakan orang tua dan anak-anak?
Umurnya. Sudah pasti.

Apa yang membedakan orang Dewasa dengan Anak Kecil? Dibawah ini sedikit preview..
[Anak Kecil vs. Orang Dewasa]
★Gak bisa menahan vs. Bisa menahan★
Contohnya: mau pipis atau poo, anak2 ga bisa tahan, kapan pun dia mau, ga tau kondisnya, dia akan keluarkan. Orang dewasa, mereka akan menahan sampai 'waktunya tiba', saat yang tepat, waktu yag tepat, tempat dan cara yang tepat..

★Marah tidak terkontrol vs. Marah yang terkontrol★
Contoh: Ketika ada sesuatu yang meegganggu (stimulus), anak kecil akan marah dengan apa pun cara yang dianggapnya benar. Orang dewasa, ketika ada stimulus, yang bisa membuatnya marah, ia berpikir panjang dan apakah perlu untuk marah, dan cara yang benar untuk menyampaikan emosinya.

★Aku..aku..aku.. vs. Orang lain★
Contoh: Ketika lampu merah sudah menyala, anak-anak akan terus melaju, bahkan marah ketika orang lain menghardiknya, yang penting aku duluan.. Orang dewasa? dia akan memperlahankan lajunya dan berhenti sebelum lampu merah, mempertahankan apa yang benar..

Dan banyak contoh lain yang kita semua bisa tambahkan, baik dari pengalaman pribadi, atau pun dari media yang kita baca/tonton..

Kenapa kamu menyiram orang tersebut? "Habis, orang itu membuat saya marah.. saya ga akan minta maaf." Tidak peduli seberapa terihat banyaknya pengetahuan orang tersebut tentang agama, terlihat seberapa rajunnya beribadah. Kedewasan dalam karakter mencerminkan ibadah yang sebenarnya, mencerminkan kedekatan dengan sang Khalik. Karena ajaran-Nya tidak ada yang bertetangan satu sama lain.

Kenapa kamu memperkosa? "Habis, dia pakai bajunya seksi.. dan tubuhnya bagus.."
Jadi solusinya, apakah semua wanita harus pakai karung dan bermuka buruk rupa, maka pemikiran seperti itu tidak muncul? Atau kah, seharusnya orang-orang seperti itu menyadari, ada yang salah dengan proses berfikirnya??

Stimulus itu faktor eksternal dan tidak bisa kita kontrol. Namun proses atas stimulus dan output yang dipilih, itu tergantung value atau nilai-nilai apa yang ada dalam pikiran setiap kita..

Sunday 3 February 2013

Forgiveness

Easy to say it, but hard to do...
Its much harder for haters.

Tidak terbatas pada apa latar belakangmu, agama kah, atau tidak beragama. Apakah Anda anak-anak, atay orang dewasa. Apakah Anda pernah mendengarnya, pernah merasakannya, atau bahkan memberikannya kepada orang lain..

Nothing sweeter than the day we find forgiveness. Apa pun masalahnya, tidak ada yang lebih indah, ketika setiap kita dimaafkan atau diampuni tanpa syarat, dan prang tersebut dengan tulus memaafkan kita.

Namun selalu berakhir dengan 2 pertanyaan:
1. Apakah kita tetap merasa bersyukur karena dimaafkan sehari setelahnya; seminggu setelahnya bagaimana?
2. Apakah kita mau memberikannya kepada orang lain dengan tulus? Sehingga rasa 'syukur' itu bisa dinikmati orang lain?

Sulit sekali menemukannya bukan? Bahkan diri kita sendiri, bisa jadi bagian dari orang yang tidak masuk hitungan.

Kita tau mana yang benar, menikmati ketika mendapatkannya, namun tidak mau memberikannya. Itulah 'maaf' artinya saat ini..

Ayo, kita belajar memahami maaf yang benar dan belajar memberikannya, sebagai orang yang mendapatkan maaf dari sang Khalik.

Saturday 25 August 2012

Agama adalah candu??

"Religion is the opium of the people"
-Karl Marx

Die Religion ... ist das Opium des Volkes atau dalam bahasa "Agama adalah candu masyarakat"
Stopp...! jangan salah pikir, saya adalah pendukung komunis, atheis atau Karl Marx, secuil pun tidak..

Mengenai Karl Marx dengan teorinya, mengenai agama dengan segala etimologi dan definisinya, kita bisa googling atau lihat di wikipedia lebih mudah. Tapi melihat bangsa ini yang 350 tahun diadu domba secara kesukuan, tidak pernah merdeka sampai saat ini, karena masih di 'kotak-kotak'an dengan kesukuan dan agama, masih mudah dipecah belah.

Ada sekelompok orang menyebutkan dirinya beragama, atau ahli dalam agama, atau pemimpin agama, atau melakukan aktifitas yang disebut membela agamanya.. apa pun itu agamanya, dan merasa diri benar dengan pembenaran diri berlandaskan pemahaman pribadi atas cuplikan-cuplikan ayat tertentu. Padahal kitab suci berisikan tatanan hidup yang kadang bertentangan dengan ayat yang 'digunakan' untuk pembenaran tadi.

Saya tidak bicara agama tertentu, tetapi fenomena ini terjadi diseluruh dunia. Orang yang merasa diri beragama, merasa paling benar, menyebut dirinya beriman dan orang lain kafir. Padahal yang saya yakini apa yang disebut orang kafir/berdosa adalah orang-orang yang tidak melakukan kehendak Allah.

Ada cuplikan jawaban menarik yang saya ambil sebagai referensi arti 'kafir' dari seseorang bernama Yoga:
"Kafir, berasal dari kata dasar yang terdiri dari huruf kaf, fa' dan ra'. Arti dasarnya adalah "tertutup" atau "terhalang". Secara istilah, kafir berarti "terhalang dari petunjuk Allah". Orang kafir adalah orang yang tidak mengikuti pentunjuk Allah SWT karena petunjuk tsb terhalang darinya.___" click untuk baca lebih..

Ini pemikiran saya tentang pernyataan tertentu para ahli agama, yang hanya mencuplik tapi tidak membagikan kebenaran secara gambaran besar:
  1. Saya menjalankan perintah Allah; perintah yang mana? apakah semua perintah harus dijalankan, atau hanya sebagian?
  2. Saya membela agama saya; apakah agama perlu dibela? Apakah Tuhan perlu dibela? Apakah sebegitu lemahnya kah, sehingga orang-orang beragama memilih jalan kekerasan dari pada mendoakan?
  3. Mereka kafir..; Apakah kafir? orang yang tidak satu 'label' agama kita, atau orang yang mengeraskan hati dan tidak mau menerima nasihat, untuk menempuh jalan Allah? tidak mau menjalankan seluruh perintahNya..
Candu ketika didapatkan kemurniannya, dimengerti maksud dan tujuannya dengan benar, dapat menyelamatkan banyak orang (contoh: bius untuk operasi). Akan tetapi, ketika tidak dimengerti kegunaannya dan tidak mau apa yang seharusnya, maka itu berdampak sebaliknya, membuat orang menjadi bodoh.. bahkan kematian nurani.

Carilah jalan yang benar selagi masih hidup, itulah hak yang paling hakiki untuk setiap orang, tentunya tanpa kekerasan, tetapi dengan pembuktian dari cara kita hidup.. itulah gaya hidup 'pecandu' yang baik.

Wednesday 24 March 2010

Manusia Bertangan Emas


Sydney, Kematian bayi karena penyakit rhesus darah sering terjadi karena sulitnya mencari donor darah langka tersebut. Salah satu yang memiliki darah langka itu adalah James Harrison. Pria tua itu telah menyelamatkan nyawa jutaan bayi karena darahnya yang istimewa.

James Harrison pria Australia berusia 74 tahun, telah menjadi donatur darah selama 56 tahun. Darahnya yang tergolong jenis langka telah menyelamatkam dua juta lebih nyawa bayi. Karena kebaikannya, dia dijuluki 'manusia bertangan emas' atau 'manusia dalam dua juta orang'.

Harrison telah memberikan darah tiap beberapa minggu sekali sejak ia berusia 18 tahun, dan kini total sudah 948 sumbangan darahnya.

Dia telah membantu banyak ibu melahirkan bayi yang sehat, termasuk juga menjadi donor untuk bayi anaknya sendiri, Tracey. Kini bayi Tracey bisa tumbuh sehat berkat darah kakeknya.

Harrison memiliki antibodi dalam plasmanya, yang menghentikan kematian bayi akibat penyakit Rhesus, yaitu salah satu penyebab penyakit hemolitik pada bayi baru lahir dan merupakan suatu bentuk anemia yang parah. Darahnya telah mengarah pada pengembangan vaksin yang disebut Anti-D.

"Saya tidak akan pernah berhenti. Tidak akan pernah," kata Harrison yang berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi pendonor sejak usianya 14 tahun, setelah ia menjalani pembedahan dada mayor yang membutuhkan 13 liter darah, seperti dilansir dari Dailymail, Rabu (24/3/2010).

Menurutnya, ia harus berada di rumah sakit selama tiga bulan saat menjalani pembedahan. Darah yang ia terima telah menyelamatkan hidupnya, dan sejak itu ia berjanji akan memberikan darahnya ketika ia berusia 18 tahun.

Tepat setelah ia mulai menyumbangkan darahnya, ia mengetahui bahwa darahnya adalah jenis yang langka dan terdapat antibodi penyelamat di dalamnya.

Pada waktu itu, ribuan bayi di Australia sekarat tiap tahunnya karena penyakit Rhesus. Bayi yang baru lahir lainnya menderita kerusakan otak permanen karena kondisi tersebut.

Penyakit ini menciptakan ketidakcocokan antara darah ibu dan bayinya yang belum lahir. Ini dikarenakan salah satu dari mereka memiliki Rh-positif (memiliki antigen D) dan lainnya Rh-negatif (tidak memiliki antigen D).

Setelah tipe darahnya ditemukan, Harrison menawarkan diri untuk menjalani serangkaian tes untuk membantu mengembangkan vaksin anti-D. Harrison memiliki Rh-negatif dan ia diberikan suntikan darah Rh-positif.

Harrison telah memberikan darahnya pada ratusan ribu perempuan. Ia juga memberikan darahnya pada bayi setelah mereka dilahirkan untuk menghentikan mengembangan penyakit. Diperkirakan, ia telah menyelamatkan 2,2 juta bayi sampai saat ini.

Darah Harrison dianggap begitu istimewa. Hidupnya telah diasuransikan untuk satu juta dolar Australia.

"Saya tidak takut. Saya senang membantu. Saya harus menandatangani setiap bentuk pendonoran dan pada dasarnya menandatangi kehidupan saya," kata Harrison.

source: detikHealth

Friday 26 February 2010

Wrong Reasons To Love The Church

Do you love the church? Romans 12:10 tells Christians to "Love one another with brotherly affection."

The affection and love we're to have for fellow-Christians is to be based on the work of Jesus Christ for us. It's not about elitism, it's not because Christians are better than anyone else, it certainly isn't because Christians are necessarily more lovable. We love the church because we love the Savior who redeemed the church.

Acts 20:28 tells us that Jesus obtained the church with his own blood. Is this what your love for the church is based on? If it's anything less, it won't last long.

Don't love the church because of what it does for you. Because sooner or later it won't do enough.

Don't love the church because of a leader. Because human leaders are fallible and will let you down.

Don't love the church because of a program or a building or activities because all those things get old.

Don't love the church because of a certain group of friends because friendships change and people move.

Love the church because of who shed his blood to obtain the church. Love the church because of who the church belongs to. Love the church because of who the church worships. Love the church because you love Jesus Christ and his glory. Love the church because Jesus is worthy and faithful and true. Love the church because Jesus loves the church.

Excerpted from the sermon "We Are Here to Love the Church."