Monday 8 December 2008
Ombudsman
Nah.. Ombudsman sendiri adalah hal baru yang saya pun belum begitu mengerti proses kerjanya, dan apa rasanya jika produk ini ada di pemerintahan kita, yang konon kabarnya... untuk mengawasi kinerja badan-badan pemerintahan dan prosedural lainnya, yang intinya membela kepentingan masyarakat.. we'll see... hahaha.. Jadi mengawasi disini termasuk meng-investigasi badan-badan tersebut, sebagai contoh waktu kita bikin KTP dimintain duit... nah.. lapor aja sama si OM...
Kabarnya lagi nih, si OM yang satu ini kebal hukum.. alias boleh tidak datang ke pengadilan.. selama 'anak buah' si OM ini tidak melanggar hukum dalam melakukan investigasi, hmm.. menarik bukan... nampaknya... ini solusi balas dendam bagi yang pernah dibuat kesal oleh para oknum tertentu.. hahaha... ***puas banget ketawanya***
Karena saya belum begitu mengerti, ada baiknya kalian mengunjungi official website si OM yang satu ini... (juga iklan tentang si OM yang kerap muncul di media cetak) ada juga keterangan mengenai si OM satu ini, mengenai kelakuannya di dunia internasional alias dinegara-negara seberang sana... coba cek yang satu ini http://en.wikipedia.org/wiki/Ombudsman
Isi TTS barengan yuk..
Saturday 29 November 2008
Nathan Schooling
Nathan Schooling menganut sistem terapi tepadu dalam penanganan setiap kliennya, sehingga selain mendapatkan pelajaran akademik, para siswa mampu mendapatkan penanganan terapi seperti Okupasi Terapi, Speech terapi dan Behavior terapi .
Terapi Okupasi
Terapi Okupasi adalah salah satu jenis terapi kesehatan yang merupakan bagian dari rehabilitasi medis. Penekanan terapi ini adalah pada sensor motorik dan proses neurologi dengan cara memanipulasi, memfasilitasi dan menginhibisi lingkungan, sehingga tercapai peningkatan, perbaikan dan pemeliharaan kemampuan anak. Dengan memperhatikan aset (kemampuan) dan limitasi (keterbatasan) yang dimiliki anak, terapi ini bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak agar tercapai kemandirian dalam produktivitasnya, kemampuan perawatan diri serta kemampuan penggunaan waktu luang (leisure). Metoda Pendekatan Terapi Okupasi ini menggunakan beberapa kerangka acuan yang terstandarisasi oleh WFOT (World Federation of Occupational Therapy), meliputi:
a. Kerangka Acuan Psikososial:
- Behavior/ Perilaku.
- Object Relation
- Cognitif Behavior
- Occupational Behavior
b. Kerangka Acuan Sensomotorik-multisensoris:
- NDT (Neuro Development Treatment)
- Sensori Integrasi (Sensory Integration)
- Movement therapy .
"
Wednesday 26 November 2008
Empati
Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji dikawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas. Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak. Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.
Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari. Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap makanan. Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan sisa-sisa makanan di atas meja.
Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat, pemandangan tersebut menjadi istimewa. Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.
Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah. Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah. Mungkin rombongan itu membawa anak-anak. Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan. Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang pelayan sekalipun.
Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah melakukannya.
Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman. Saya dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri. Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah. Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.
Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita. Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit. Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan besar sekali bagi para pelayan restoran.
Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka. Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah disitu. Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat. Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan, umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan. Keteladanan kecil yang berdampak besar.
Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya. Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang. Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.
Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chiken Soup", saya kerap membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.
Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap hari. Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.
Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata "terima kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian. Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat orang lain senang. Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.
Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet, bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya. Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada mereka. Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran. "Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?" Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya. Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya, saya segera teringat nasihat istri tersebut.
Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang lain bahagia. Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain. Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di restoran cepat saji, kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran. Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar, kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.
Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membuka pintu, menahannya sebentar dan menoleh kebelakang untuk berjaga-jaga apakah ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di belakangnya terbentur oleh pintu tersebut. Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak memberatkan kita tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Anda lebih dulu. Mulailah sekarang juga.
-posted by demulyono, semoga dapet ijin dari bang Andi ^^
Friday 21 November 2008
Jawaban
“Hidup buat diri sendiri aja susah”, atau “aduhh pak, nanti saja kalau saya sudah berlebih baru saya mikirin orang lain”. Sementara ditempat lain, ada yang mati kelaparan, ada yang busung lapar dan juga orang-orang yang meng-ekspose kemiskinan jadi komoditi export juga.. semua terjadi dan semuanya kenyataan. Apa artinya garam kalau ditengah laut, atau menyalakan lilin ditempat terang. Apa sih korelasinya? Mudahnya dalam menjadi terang atau garam, dapat dimengerti dengan kata yang mudah yaitu berdampak atau jawaban. Menjadi jawaban atau berdampak adalah hal yang penting dan dibutuhkan saat ini ampe akhir jaman deh.. kayaknya, tetapi apa sih yang diperlukan untuk menjadi jawaban.. tidak lain adalah keputusan kita sendiri menjadi jawaban atau berdampak.
Menjadi dampak atau jawaban itu berarti, kita mesti berbagi dan menerima. Berbagi resource (bisa materi, waktu atau lainnya) yang ada pada kita dan tentu saja menerima kekurangan orang lain. Selain itu, menjadi jawaban bagi orang lain sudah pasti mengusik kenyamanan kita dan juga belum tentu berdampak baik buat kita, maksud saya jangan berharap mendulang kebaikan. Tapi itu semua bukan halangan yang tidak bisa diterabas untuk menjadi jawaban bagi sekitar kita, betul
Waktu seseorang tidak memutuskan untuk menjadi jawaban, they become ‘greedy’… ibarat kata all for me.. all for me.. walau tidak sadar. Karena menjadi jawaban, adalah habit dan habit itu perlu dilatih, jika tidak pernah memulainya, maka kita tidak akan pernah memulainya. Memang ada orang-orang tertentu yang memanfaatkan kemiskinan jadi komoditi baik untuk dirinya sendiri, atau ada yang membuat yayasan dan meng-export kemiskinan untuk mengisi dompet mereka (tidak semua yayasan seperti ini kok..), tapi terlepas dari semua isu dan kenyataan yang ada disekitar kita, menjadi jawaban.. itu bukan masalah diluar kita, namun masalah keputusan kita apakah mau menjadi jawaban atau dampak bagi sekitar kita.
Tentu saja menjadi dampak dan jawaban yang baik. Setiap kita butuh jawaban dan setiap kita juga tidak terlepas dari dampak orang lain juga lingkungan, yang membentuk kita. Membuat kita menjadi tahan terhadap masalah, atau menjadi rentan. Membuat seseorang jadi bercerai dengan suaminya, atau bertahan dengan kesetiaan. Membuat seseorang tertolong dari ketidakpastian hidup dan memiliki harapan positif, atau malah putus asa. Dan banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk menjadi dampak atau jawaban bagi orang lain, menjadi agent perubahan, bagi anak kita, keluarga, keluarga, sahabat, tetangga… start from little things…
Sunday 16 November 2008
UU Pornografi
Tiba-tiba saja seorang pria ‘turn-on’ ketika dia melihat seorang wanita yang melintas dihadapannya dan satu lift dengan dia, akhirnya pagi itu lift serasa panas banget bagi pria tersebut tapi tentu saja tidak bagi si wanita, yang wanita turun dilantai 27 gedung tersebut, sedangkan si pria masih harus naik ke lantai 38 dengan otak yang mengkerut menahan gejolak dijiwanya.
Well ma plen….cerita diatas cuma sebagian kecil sekali atas kejadian-kejadian yang sangat mungkin terjadi pada setiap orang. Tapi bukan berarti setiap pria yang melihat wanita cantik melintas didepannya akan turn-on, mau itu jaraknya dekat, satu ruangan kah, atau pun jauh disana, dan si pria tersebut mikir yang nggak-nggak.
“Wuuu.. cowo yang kemaren itu, kamu liat gak..?” kata si A yang bertanya kepada temannya mendadak mikir, “yang mana, PT itu bukan..?” jawab B setelah mikir cepat. A menjawab tanpa jeda “bukan..bukan.. itu yang badannya gede, tapi gak kayak kodok.. yang putih-putih dan ganteng itu loh…” dibalas dengan amin si A dengan “Ooo…yang itu, ya ya..” sembari sumringah. Jujur saya yang denger itu pun jadi sedikit bingung, karena perbincangan kedua wanita tersebut membatalkan teori yang tertanam di otak saya bahwa “pria godaannya dari mata, kalau wanita dari telinga.”
Contoh kedua diatas pun, bukan berarti semua wanita sama dengan contoh tersebut… menilai pria, atau bisa jatuh suka dengan pria karena faktor fisik. Hanya mengindikasikan bahwa, teori yang saya punya dan mungkin ada pada kalian pun, itu sudah tidak relevan lagi.
Apa hubungannya dengan UU Pornografi? Kedua contoh di atas bukan hal yang porn, walau banyak pria yang melanjutkan rasa suka di awal tersebut, berlanjut ke tindakan selanjutnya… dan tidak menutup kemungkinan wanita pun melakukan hal yang sama… tapi apa yang membuat saya memberi contoh tersebut dan judul UU Pornografi adalah karena penjelasan dari definisi Pornografi dalam UU tersebut yang membuat saya ketawa waktu membacanya.. ini penjelasan yang dimaksud:
Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum,yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat
Kata-kata “…yang membuat orang terangsang” diatas itu yang bikin ketawa, terangsang alias Turn-On adalah response kita terhadap rangsangan atau stimulus. Saya cuma mau bertanya kepada teman-teman semua, apakah setiap rangsangan/stimulus harus diresponse dengan terangsang? Jika ya pun, seseorang bisa memilih untuk menetralkan, ibarat mobil udah masuk gigi satu, balik lagi ke netral… atau.. injak pedal gas and go..bamm…:p kalian tau kelanjutannya. Demikian juga pada posisi awalnya, memutuskan untuk terangsang atau tidak, itu bukan salah dari rangsangan tetapi salah dari objek yang memutuskan untuk terangsang atau bahkan mencari-cari rangsangan…pyuhh…
Makanya kita suka dengar wawancara antara polisi dengan oknum pelaku, “…karena saya menonton film porno pak, makanya saya melakukan itu.” Padahal setiap kita tahu, kalau nonton film porn itu tidak baik dan pastinya penuh stimulus, objek cari sendiri, gak dipaksa-paksa… nonton sendiri, gak dipaksa juga… akhirnya melakukan atas dasar nafsu, dan menyalahkan faktor rangsangan.
Sama halnya dengan kasus ini, “…kenapa kamu mencontek?” tanya sang guru. “abis saya gak bisa, kebeneran temen saya kasih… jadi saya contek.” Jawab si murid. Just another excuses...
Kenapa gak bikin UU Anti Kelaparan, UU Wajib Sekolah atau UU Anti Kemiskinan saja, biar kelaparan dan kemiskinan di bangsa ini turut diberantas ya... pasti pornografi berkurang tuh. Saya tidak mendukung pornografi, tapi tidak juga mendukung UU Pornografi yang 'ngambang'... karena kalau liat yang ngambang-ngambang, bawaannya pengen nyirem.... huahaha..
Tuesday 4 November 2008
I Support Barack Obama
Jam menunjukan pukul 03.44pm di komputer saya (+7 GMT) 04 November 2008 dimana hari ini adalah hari selasa yang sama bagi sebagian besar kita, namun tidak bagi teman-teman kita yang waga Amerika (Obama 51% dan McCain 44,5%).
Hari ini merupakan hari pemilihan presiden baru di Amerika, yang juga ditunggu-tunggu oleh seluruh dunia, karena itu akan menentukan kebijakan-kebijakan politik yang baru nanti. Saya melihat ada kepercayaan dunia yang lebih ketika perubahan terjadi untuk saat ini, tentu saja sejak krisis global yang dimulai oleh subprime mortgage crisis dimana kebijakan ekonomi liberal yang dibanggakan oleh Bush dinilai sebagai salah satu biang yang mencelakakan perekonomianAmerika, selain dari 'perang-perangan' melawan Osama Bin Laden. Yang mengajak dunia untuk membenci orang yang bersalah memang..
Dampak dari krisis yang baru terasa hangat, karena masih diawal stage dari dampak sesungguhnya yang diperkirakan akan menimpa global dan khususnya Amerika. Sehingga, sebagian besar masyarakat Amerika melupakan masalah ras, umur dan idelisme... mereka memalingkan pilihan hati mereka kepada Obama. Apakah Obama bisa menjamin perubahan yang positif?? who know... gak ada yang tau.. tapi saya mendukung Obama, walau tidak memilih, karena alasan sederhana, saya melihat ini sebagai momentum positif bagi perubahan bangsa kita Indonesia.... lebih membuka diri terhadap perbedaan etnis/suku, budaya, dan sebagainya.. yang membuat bangsa ini jalan ditempat sekian tahun dalam masalah yang sama (selain korupsi tentunya).
Saran saya seperti yang dibicarakan oleh para petinggi negeri, dalam menghadapi krisis ini adalah:
- Gunakan barang lokal/buatan Indonesia; India pernah menjadi negara miskin, lebih miskin dari Indonesia, dan pemerintah India 'meminta' rakyatnya untuk membeli kain buatan India, sekalipun mereka tahu bahwa kualitasnya jauh dari buatan luar.
- Tidak membeli USD; tentu saja kalau tidak ada perlunya atau cuma untuk meraup keuntungan semata.
- Perbanyak menabung; deposito lebih OK.
- Ada yang tambahin...?
Karena dengan tidak membeli barang buatan Indonesia, kita sedang memberikan devisa kepada negara lain (peng-export), dampak mudahnya adalah dolar menjadi naik, demikian juga inflasi. Juga dengan membeli dolar hanya untuk mencari keuntungan semata, sama seperti halnya barang...permintaan naik, harga pun ikut naik. Semua kembali kepada kita semua, apakah kita mau menggunakan barang dalam negeri, juga tidak membeli dolar kalau tidak ada perlunya.. yang tentu saja mempengaruhi ketahanan bangsa ini untuk menghadapi krisis.. bersama kita bisa... (slogan siapa tuh?)
-by demulyono
Thursday 30 October 2008
Sepeda
Untuk sebagian pria, saat tidak bekerja atau libur banyak hal yang menjadi pekerjaannya tapi tidak dirumah. Itu bisa hobi mereka. Untuk sebagian orang, itu adalah waktunya untuk ke gym atau sebagian kita lebih mengenalnya dengan fitness. Untuk yang lainnya lagi, mereka pergi untuk main golf. Dan untuk seorang Mike, itu adalah sepedanya.
Pada saat awal umur dua puluhan, Mike adalah harapan bagi Tim Olimpic. Dia sudah hamper menjadi tim Olimpic 1988. Mike sudah berumur 37 tahun namun tetap berkompetisi dan memenangkan pertandingan. Bersepeda melewati gunung North Georgia adalah lebih dari sekedar aktifitas sore bagi Mike. Bagi mike, itu adalah kesukaannya. Bukanlah sesuatu yang luar biasa bagi Mike bersepeda 100 mille di akhir pekan.
Tetapi bersepeda bukanlah acara keluarga. Itu adalah waktu yang Mike sediakan untuk dirinya dan temannya. Dan ada waktu yang terbuang untuk itu, dan selain untuk itu, seharusnya Mike juga punya waktu untuk diberikan kepada istrinya, Angela, anaknya yang masih berumur delapan tahun.
Angela percaya Mike mencintai dia lebih dari pada sepedanya, tetapi seiring waktu ia merasa Mike menjadi senang sendiri. Mike berusaha untuk memenuhi kedua sisi tersebut. Dia menawarka kepada Angela ikut serta dengan kegiatan bersepedanya di akhir pekan. Dia melakukan beberapa perjanan. Tetapi sekalipun Mike sering berada dirumah setiap sabtu, selama sepedanya menggantung di garasi, istrinya tahu bahwa Mike pasti tidak akan bertahan lama, Mike akan keluar untuk bersepeda. [bersambung]
Monday 27 October 2008
World is Flat
Friday 24 October 2008
Nguping Jakarta
ini contohnya
Kita ketawa-ketawa sampai keluar air mata.. mungkin karena kebodohan-kebodohan dalam pembicaraan seperti contoh di atas.. kerap kali kita dengar atau malahan kita juga melakukannya.. btw, nama blognya adalah ngupingjakarta.Ini bahasa korporat, kamu gak bakal ngerti . . .
Boss yang sedang telepon di dalam ruangan: " . . . tapi kan dia beli tanahnya udah lama, udah tadi tahun '75. Coba, tahun '75 itu tahun berapa? . . . (hening sejenak) . . . ya, tahun '75 kan?!"Posted by Nguping Jakarta at 12:46 AM 2 comments
Fatmawati, didengar oleh karyawan yang berharap bisa pindah meja biar gak banyak dosa.
Wednesday 22 October 2008
TUG BOAT dan BARGE
1.TUG BOAT:
Name of Vessel :..............................
Type of Vessel : Steel Tug Boat
Class :BKI
Year and Place of Built : 2005
Gross Tonnage :249 Tons
Length Overall : 28,50 Meters
Breath : 8,40 Meters
Depth : 4,50 Meters
Main Engine : CATERPILLAR 5821 DPTA/ 1.200 bhp X 2 Unit
Generator : CATERPILLAR D1304T/96kw/2HP/60Hz X 2 unit
Speed Free Running : 11 knots
Navigaations : Radar, compass, GPS, Sounder
Communication : SSB
Fuel Oil Tank Capacity : 120,000Lt
Water Supply Tank : 40,00Lt
Accomodation : 12 person
Total Fuel : 5700Lt/Day Free Towing
Side Board :Yes
Accurate data should base on "SURAT UKUR" and OTHER OFFICIAL DOCUMENT
BARGE 300 ft
Name of Vessel : ..................
Type of Vessel : Steel Barge
Class : BKI
Year and Place Of Built : 2005
Gross Tonnage : 3.272 Tons
Net Tonnage : 940 Tons
Length : 94,50 Meters
Breath : 24,50 Meters
Depth : 5,60 Meters
Side Board : 20 Feet
Accurate data should base on "SURAT UKUR" and OTHER OFFICIAL DOCUMENT
2. TUG BOAT:
Name of Vessel : ..............................
Type of Vessel : Steel Tug Boat
Class : ABS
Year and Place of Built : 2007
Length Overall : 28,50 Meters
Breath : 8,50 Meters
Depth : 4,52 Meters
Main Engine : CATERPILLAR 5821 DPTA/ 1.200 bhp X 2 Unit
Generator : CATERPILLAR D3304T/90kw/2HP/60Hz X 2 unit
Safety Equipment : 2 x water cannon, smoke detector, CO2 alarm
Speed Free Running : 11 knots
Navigaations : Radar, compass, GPS, Sounder
Fuel Oil Tank Capacity : 120,000Lt
Water Supply Tank : 40,00Lt
Accomodation : 12 crew
Total Fuel : 5700Lt/Day Free Towing
Accurate data should base on "SURAT UKUR" and OTHER OFFICIAL DOCUMENT
BARGE 300 ft
Name of Vessel : ..................
Type of Vessel : Steel Barge
Class : ABS
Year and Place Of Built : 2007 / Malaysia
Gross Tonnage : 3.028 Tons
Net Tonnage : 908 Tons
Length : 91,50 Meters
Breath : 24,20 Meters
Depth : 5,50 Meters
Draft max : 4,9 Meters
No. of Deck : One
Side Board : 18 Feet
Ramp door : Ok
DWT : 8000 Ton
Saya akan segera menghubungi Anda. Terimakasih.
Wednesday 15 October 2008
"Batu Empedu"
(Pengobatan Tanpa Operasi)
Oleh Teuku Zulkifli Muda
Obat resep ini berasal dari Dr. Lai Chiu-Nan, dari China yang telah melakukan beberapa percobaan untuk dirinya sendiri dan telah berhasil menyembuhkan banyak orang yang menderita batu empedu.
Dr. Lai Chiu-Nan sendiri merasa senang, kalu obatnya yang dapat menghilangkan batu empedu secara alamiah ini, diberitahukan kepada semua penderita batu empedu.
Resep ini telah dicoba sendiri oleh penulis dan berhasil, dan penulis telah merekomendasikannya kepada teman penulis yang juga berhasil menyembuhkan penyakit batu empedunya.
Cara menghilangkan batu empedu tanpa operasi:
1. Selama 5 hari berturut-turut, minumlah 4 gelas sari buah apel segar setiap hari(pagi-siang- sore-malam) gelas biasa ukuran 250cc.
1a. Penulis memilih apel Malng yang warna putih dan manis (untuk menghindari makanan yang terlalu asam). Atau dapat juga, makanlah empat atau lima buah apel segar sehari, tergantung selera anda.
1b. Jangan lupa kupas dan buang kulitnya karena apel sekarang ada yang di kasih lapisan lilin dan terkontaminasi sama pestisida
1c. Sari buah apel/juice apel tersebut, berkhasiat melunakkan batu di dalam kantong empedu.
1d. Selama lima hari tersebut, Anda boleh makan seperti biasa.
2. Pada hari ke enam hindari makanan yang berserat (daging dan sayuran) dan stop makan malam
2a. Jam 18.00 sore sediakan segelas air putih dicampur dengan 1 sendok teh garam Inggris, diaduk dan diminum, gunanya untuk cuci perut.
2b. Jam 20.00 malam, lakukan hal yang sama, yaitu sediakan segelas air putih, diberi 1 sendok teh garam Inggris, diaduk dan diminum.
2c. Jam 22.00 malam, sediakan 1 gelas; diisi setengah gelas minyak zaitun (olive oil) kemudian dicampur dengan setengah gelas air jeruk segar, kemudian diaduk rata dan diminum. Minyak zaitun gunanya untuk melumasi batu-batu empedu dan pelicin pengeluaran batu dari saluran empedu. Sedangkan air jeruk antara lain untuk menghilangkan rasa mual dan enak diminum.
3. Setelah melakukan hal-hal tersebut di atas, Anda tunggu beberapa waktu, biasanya pada waktu subuh hari Anda akan melakukan buang air besar yang lancar. Setelah 2 hari Anda boleh ke dokter untuk periksa USG, dan batu empdeu Anda akan hilang.
Selamat mencoba, semoga berhasil..
"Hati yang gembira adalah obat yang manjur..." -wise man
Saturday 11 October 2008
Apa hartamu?
Tuhan Yesus dalam Matius 6 menjelaskan, apa yang kita sembah, akan menjadi sesuatu yang mengontrol kita. Yesus menggunakan kata yang bagus sekali untuk menghubukannya: “harta.” Harta adalah sesuatu yang berharga, yang memiliki nilai. Karena itu ada pepatah yang mengatakan, “Sampah seseorang adalah harta bagi orang lain.”
Dalam Matius 6:19-24, Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa kita semua hidup untuk mendapatkan harta. Apa yang kita putuskan sebagai sesuatu yang berharga, itu adalah apa yang akan mengontrol hati kita (ay. 21). Waktu kita perhatikan diri kita, maka akan lebih muda melihat maksud dari ayat tersebut. Waktu kita mendapatkan sesuatu yang kita anggap berharga, kita akan menjadi senang dan rasanya semua sesuai rencana serta menjadi lebih percaya diri; tapi waktu tidak mendapatkannya, kita langsung merasa sedih dan frustasi. Apakah itu harta, pasangan, game, dan lainnya, kita bias melihat itu dari diri kita sendiri. Sebagai contoh lain adalah pekerjaan atau karir, bukan tidak baik kita bekerja atau berkarir, namun maksud Yesus disini adalah siapa yang menjadi tuan dalam hati kita, dalam keseharian yang kita jalani.
Akhirnya, Yesus berkata demikian (ay. 24), bahwa hati kita selalu dibawah control oleh sesuatu. Jika sesuatu itu berharga untuk kita, kita akan mencarinya dalam segala situasi dan setiap hubungan yang kita jalani dalam keseharian kita.
Jadi, apa yang mengontrol hati kamu akan mengontrol kebiasaanmu.
Saturday 27 September 2008
828 Processes
“Saya sudah melakukan banyak hal yang baik, tetapi kenapa kok saya mengalami hal seperti ini?” keluh seorang bapak, yang baru saja terkena masalah dengan bisnisnya dan membuat perusahaannya harus merugi sangat paraahhh..
Lalu ada seorang anak muda yang sedang emosi tinggi, dia sangat maraha dihatinya karena tidak tahan melihat mamanya terkena carcinoma alias cancer pada cervix-nya, dimana sang ibu harus menjalani proses chemotherapy fluid dan penyinaran radiasi yang menyebabkan perut mama terlihat gosong, “Tuhan gak adil, memangnya mamah saya salah apa? Tuhan memang tidak bisa lakuin sesuatu apa??” dengan emosi mendalam anak muda tersebut mengeluhkan keberadaan Tuhan dalam hidupnya, dan seperti 96% pasien cancer lainnya, mamanya meninggal. Itu membuat anak muda ini terpukul, sehingga ia menyisihkan waktu untuk berpikir, masih adakah Tuhan atau itu cuma khayalan, imajinasi saja…
Dari semuanya, mungkin ini lah cerita yang paling bodoh yang pernah saya dengar.. “kamu bisa berfikir, berarti kamu adalah manusia level-2.. kalau kamu bisa menciptakan sesuatu atau manusia bisa menciptakan sesuatu, manusia itu masuk dalam manusia level-3. Dan manusia yang bisa melintasi ruang angkasa itu adalah manusia tertinggi level-4…” Kenapa saya bilang terbodoh, karena ini adalah penyataan dari orang yang percaya bahwa UFO adalah ‘tuhan’ bagi mereka. Jadi UFO digambarkan sebagai manusia paling perfect, dia bisa menclak-menclok dengan pesawat super canggih, across the universe.. (ini bukan cerita diluar negeri, tapi di Indonesia loh… saya pernah ketemu dengan salah satunya…), pattern-nya sama.. mereka dari kalangan theologi new age yang beranggapan bahwa tidak ada Tuhan, manusia menuju kesempurnaannya, dan yang menciptakan langit serta bumi adalah manusia-manusia sempurna sebelum kita ada.. (padahal kenyataannya, sampai sekarang manusia gak bisa menciptakan walau selembar daun… dari nothing ya.. jangan cloning…)
What the heck with the UFO things… karena itu adalah refleksi dari ketidak kenalan mereka akan pribadi Tuhan, bukan cuma UFO, masih banyak hal lainnya.. kepercayaan plus-plus, yang men-doktrin prinsip-prinsip secara tidak sadar dalam hidup ini, yang menjadikan kita terpusat kedalam diri sendiri… menyingkirkan keberadaan Tuhan atau ketergantungan dengan Tuhan, tanpa kita sadari.
Bukan cuma bisinis yang merugi, bahkan bangkrut… bukan juga hanya cancer, akan tetapi banyak penyakit lain yang menyerang manusia, tentu saja disaat dia tidak mengingininya (siapa yang mau sakit kan..), mungkin hal-hal tersebut terlalu berat kedengarannya… bagaimana dengan kehilangan orang-orang yang kita cintai, papa atau mama, pasangan kita, atau sahabat-sahabat terbaik kita… hmmm.. atau sedari lahir, ada sesuatu yang ‘kurang’ kita miliki, entah itu cacat tubuh, warna kulit, tinggi badan, dan masih banyak lagi yang bisa kalian tambahkan disini…
“Segala yang ada di bumi, baik atau buruk, itu tergantung dari cara pandang kita terhadapnya..”
Saya berikan contohnya, bagi orang-orang bule kulit orang asia itu (sawo matang atau kuning langsat) bagus dan mereka mengingininya, makanya mereka sering berjemur dipantai, mereka ingin agak gelap kulitnya. Sedangkan di asia, khususnya di Indonesia.. banyak orang yang ingin punya kulit putih seperti orang bule atau chinese.. pengen bener-bener putih (rendeman aja di pemutih mas..hehe…), see… what’s going on here.. Siapa sih yang bikin standard kecantikan?? Manusia sendiri.. betul kan?? atau.. Siapa sih yang bikin standard keberhasilan?? Manusia juga… pastinya…
Bukan cuma masalah keberhasilan, warna kulit… tapi juga sampai kepada pengkerdilan ras, bahwa kita orang asia tidak bisa berbuat lebih baik ketimbang orang kulit putih, sehingga dibayar lebih murah dari pada mereka.. dan banyak lainnya… yang saya simpulkan, itu sebagai system dunia yang dibuat untuk kepentingan bisnis semata dan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
Sakit penyakit, itu masalah… bisinis goyang atau hancur, itu masalah juga… cemoohan atas warna kulit, tinggi badan, bentuk tubuh, kemulusan kulit, atau bentuk wajah mungkin, dan lainnya… itu masalah juga… pada saat orang menyatakan ketidaksukaannya, lebih sering cemooh..
Masalah-masalah yang kita hadapi itu, baik atau buruknya… itu tergantung juga kepada cara kita menilai masalah tersebut, dan itu juga menentukan keberhasilan kita menghadapi masalah tersebut dengan smooth atau tidak…
Banyak orang yang cantik menurut ukuran standard dunia ini, tapi mereka punya pernikahan yang ancur-ancuran… banyak billionaires atau millionaires yang anak-anaknya berantakan, masuk pejara atau nembakin orang gak karuan… ada juga orang yang tidak tahan dicemooh lalu bunuh diri, atau tidak tahu bagaimana mengatasi masalah atau konflik… akhirnya pukul-pukulan atau bunuh-bunuhan… ada lagi yang ingin memiliki sesuatu, tapi gak tau caranya… akhirnya jadi penjagal, salah satunya dari Jombang, yang belakangan ramai dibicarakan di media…
Well gals and boys… orang yang berhasil dan cantik (atau ganteng) adalah orang yang memandang konflik atau masalah sebagai sebuah proses untuk mengembangkan dirinya untuk menjadi lebih baik, ke arah yang Tuhan mau, dan berhasil mengatasi konflik atau masalah tersebut dengan smooth.. dan bagaimana jika dia gagal?? Maka dia akan bangkit lagi, untuk mencoba lagi… karena dia tahu.. kegagalan bukan tempat seharusnya dia berada… yang bagaimana pun keadaannya sekarang, dia mengenali bahwa dia adalah mahluk Tuhan yang paling dicintaiNya…
Jadi, milikilah pandangan yang benar terhadap masalah atau konflik… itu adalah sebuah proses untuk mendatangkan kebaikan kepada kita… juga pandanglah dunia ini dengan cara yang benar juga, dengan caraNya… dengan kasihNya… hingga kita meminimalisir terjadinya konflik antara sesama..
Yang kedua, bantulah orang lain untuk memiliki pandangan yang benar tentang dirinya dan masalah-masalahnya.
Ketiga, selalu ingat… diatas semuanya... kita memiliki Tuhan yang maha besar… karena itu jangan berharap pada diri sendiri atau orang lain, berharaplah kepada Tuhan.
“That's why we can be so sure that every detail in our lives of love for God is worked into something good.” (Rom 8:28 MSG)
Friday 26 September 2008
Pemenang vs. Menang Sendiri
Menariknya ada dua kata dalam bahasa Inggris, yang diartikan sebagai pemenang dalam bahasa Indonesia. Yang satu adalah winner1 dan yang satu lagi adalah victory2. Memang mirip sekali dan beda tipis penggunannya, kata winner1 lebih sering digunakan sebagai penyataan bahwa seseorang telah berhasil dengan daya upaya yang dia kerahkan atas sebuah pekerjaan, pertandingan atau juga untuk mengharapkan sesuatu. Contoh: Can I win her heart?
Sedangkan kata victory2, lebih sering digunakan untuk kemenangan yang diraih dengan penyerangan (force), atau dengan kata lainnya peperangan. Dalam bahasa Indonesia keduanya memiliki arti yang sama yaitu kemenangan.
Setiap kita, sadar atau pun tidak, sedari masih kecil sudah terjerumus kedalam peperangan, persaingan atau kompetisi. Bukan kita yang menginginkannya, namun system dalam dunia ini, membuat kita otomatis masuk kedalamnya (orang tua yang berperan dalam hal ini). Contoh, pada umumnya bayi berumur 7 bulan sudah belajar merangkak, lalu ada seorang bayi A yang belum bisa merangkak, padahal sudah lebih dari 7 bulan, satu lagi adalah bayi B yang dari 6 bulan sudah bisa merangkak. Lalu karena itu adalah perkumpulan ibu-ibu, apa yang dibincangkan atau komentar yang dilontarkan ibu-ibu biasanya, pada bayi A dan bayi B. “Oo.. kok lambat ya? Mungkin kurang… atau…” lainnya, “waahh, hebat sekali… aku mau punya anak kaya dia… bla..bla..bla..”
Tanpa disadari, berawal dari penolakan-penolakan ringan, kompetisi ringan, yang terus dipupuk hingga bayi tersebut menjadi besar (ga cuma itu, motivasi dari Ibu dan cinta dari keluarga juga berpengaruh loh…), itulah yang akan membentuk karakter atau sikap dari si anak (termasuk kita juga, hehe…)
Contoh lain lagi adalah, suatu kali Michael (3th) sedang bermain dengan sepupunya, John (2th). Mereka menginginkan mainan mobil yang sama, padahal hanya ada satu mobil mainan yang ada disitu, Michael menginginkannya, begitu juga John. John menariknya dari tangan Michael, dan Michael mencoba mempertahankannya (a little War here…), kita tahu kan seperti apa akhirnya… Lalu datanglah ibu dari Michael, menasehati anaknya, “Mike (nickname dari Michael).. kamu mau kan belajar berbagi, biar John main mobil-mobilan tersebut dan kamu main yang lain… Ok Mike? Atau kamu mau ikut mama ke kebun?”
Ibunya Michael menawarkan opsi kepada Mike, apakah opsi tersebut sebuah kekalahan?
Saya pernah mendengar pada kasus yang sama, seorang ibu menarik anaknya dan berbisik (agak keras sih), “kamu bodoh, udah mama bilang jangan dibawa keluar mainannya, udah kamu ambil.. dan mainnya di kamar saja.. sana…”
Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa hubungannya contoh-contoh ini dengan judul diatas “Menjadi Pemenang Vs. Menang Sendiri”. Hubungannya adalah, tanpa disadari sikap-sikap yang kita pelajari dan putuskan untuk kita ambil, dari hal-hal terkecil (skala masalahnya), dan sedari kita kecil (umur kita), itu mempengaruhi sikap kita dimasa sekarang.
Apakah kita seorang pemenang atau mau menang sendiri (kata lainnya, egois, selfish). Seorang pemenang, kadang harus undur disaat yang berbahaya, berani mengambil resiko, mengalah disaat harus mengalah, bekerja lebih keras atau bahkan harus terlihat ‘kalah’ (mengorbankan diri) untuk mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya, karena seorang pemenang tidak pernah berjuang sendiri, juga tidak pernah mencari kemenangan untuk kepuasan diri sendiri atau kelompoknya. Karena itu, seorang pemenang berjuang mati-matian atau bahkan rela mati asalkan dia mendapatkan kemenangan bagi banyak orang.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita seorang pemenang, waktu kita di antrian (kita akan lebih senang dapat urutan pertama atau paling sedikit antriannya), waktu kita di tempat kerja (kita lebih senang, kalau kita yang dipromosikan dari pada teman kita atau bahkan sahabat kita), di sekolah, di dalam keluarga, dan banyak lagi kondisi lainnya, yang membuat kita harus memilih untuk jadi Pemenang atau Menang Sendiri??
-by demulyonoSaturday 20 September 2008
RFID (Radio-frequency indetification)
Thursday 18 September 2008
Wave or Wheel
“Hidup itu seperti roda, kadang di atas dan kadang dibawah” begitulah saying yang saya sering dengar dari mulut orang tua kita di jaman dulu, bahkan masih sering kita dengar
sampai sekarang, walau tidak popular dikalangan anak muda saat ini. Namun begitu meyakinkannya, sehingga kata-kata ini menempel didalam pemikiran beberapa orang teman saya juga.. jadi menurut filosophi ini, hidup manusia itu berputar-putar saja, sebentar susah, sebentar lagi juga sudah tidak lagi… sebentar beruntung, sebentar
kemudian ada aja apesnya..
Sampai kapan hidup ini akan berputar seperti roda?? Menektehe…. alias mana saya tahu, setidaknya saya bukan orang yang percaya kalau hidup ini seperti roda…. yang berputar-putar terus..
Disatu pihak orang berpendapat hidup itu seperti roda, ada orang-orang tertentu berpendapat bahwa hidup itu seperti ombak atau
wave, kadang di atas dan dibawah…. namun bisa tinggi sekali diatasnya dan jatuh kebawah sangat rendah sekali, semakin tinggi kurva atasnya, maka semakin dalam juga potensi untuk kurva bawahnya… jadi bisa bergantian seiring dengan waktu dan diukur berdasarkan derajat pengaruhnya dalam hidup kita. Hmm… saya cukup setuju dengan philosophy yang satu ini, mungkin kamu juga setuju dengan yang satu ini.. karena memang kenyataannya, dalam hidup kita ini kejadian dan tantanga-tantangan hidupnya selalu berubah-ubah, tidak sama… memang ada yang mirip-mirip, namun tidak sama…
Tetapi, saya lebih suka lagi… jika kita memandang bahwa hidup ini seperti grafik pertumbuhan. Tidak flat atau lurus-lurus saja, ada gelombang atau wave dari segi tantangan dan masalah yang dihadapi, namun secara garis besar trend dari hidup saya, jika dilihat adalah menaik… tiap-tiap manusia berbeda-beda trendnya, mungkin ada yang datar sedikit menaik, namun tidak significant pertumbuhannya, tetapi dibarengi dengan wave yang extreme. Ada juga yang wavenya tidak extreme, namun pertumbuhannya pun flat. Ada lagi yang pertumbuhannya melandai naik, disertai wave yang extreme, atau wave yang tidak begitu extreme namun dengan pertumbuhan yang melandai. Namun ada juga orang-orang tertentu, memiliki wave yang cukup extreme disertai dengan trend pertumbuhan yang extreme pula.. sehingga membentuk huruf ‘J’, dan disamping itu ada juga yang memang hidupnya memiliki wave cukup tenang dan trend yang extreme.
Entah yang mana trend dalam hidup kita, namun mensyukuri apa yang kita miliki sekarang dan berserah kepada Sang Khalik atau seluruh hidup kita.. itu yang memampukan seseorang melewati trend dan atau wave yang extreme dengan sedikit sekali kegagalan yang berarti. Sehingga wave yang extreme tidak begitu mengganggu perjalan hidupnya, juga trend yang extreme dia anggap sebagai anugrah dari Sang Khalik, membuat dirinya semakin mensyukuri dan tidak sombong, serta berdampak bagi banyak orang disekitarnya…
Sunday 14 September 2008
Blinded by The Rules
Pada mulanya, tidak ada rules dalam hidup manusia. Maksud saya aturan atau ukuran yang diciptakan manusia, untuk menilai sesamanya. Hanya ukuran hubungan manusia dengan Penciptanya lah, yang dapat dijadikan ukuran. Hingga jaman memasuki jaman bangsa-bangsa, dimana tiap-tiap bangsa memiliki budaya dan aturan sendiri mengenai tata cara hidup. Bangsa yang dimaksud bermula dari satu keluarga, yang bertambah banyak sehingga menjadi sekumpulan besar orang dalam suatu daerah yang luas.
Berkembangnya suatu bangsa, maka dirasa keberadaan orang-orang yang dianggap dekat dengan Pencipta kurang bisa mengatasi begitu banyak warga yang ada dalam suatu bangsa. Karena itu mulai lah diangkat seorang pemimpin, yang bernama raja, yang dihormati dan ditakuti oleh bangsanya, memiliki ‘pemimpin kecil’ sebagai menterinya, juga panglima perang untuk maju di garis depan saat bangsa perlu ekspansi dan atau bertahan dari serangan musuh. Jaman pun berkembang ke jaman kerajaan.
Namun manusia, tetap lah manusia. Manusia memiliki hak bebas untuk memahami sesuatu, manusia pun bebas untuk menentukan langkahnya sejak awal dan tidak lupa manusia pun memiliki sesuatu yang berharga, yang diberikan oleh Penciptanya, mirip dengan yang dimiliki oleh Sang Pencipta, yaitu akal. Dengan akal yang dimilikinya, jaman dan kebudayaan manusia berkembang. Kenapa mirip dengan Sang Pencipta? Tidak lain karena Sang Pencipta, memberikan kemampuan dasar dalam akal manusia yang diciptakannya untuk mencipta, selain untuk memahami banyak hal.
Karena itu mulai lah manusia berfikir untuk mengatur hidupnya, aturan-aturan awal yang diberikan oleh Sang Pencipta dijadikan suatu dasar, yang akhirnya dikembangkan dalam butir-butir oleh manusia menjadi aturan-aturan, tentu saja manusia ini harus yang berkuasa atau dihormati, di jaman itu raja-raja dan para pemuka agama. Pada masa awal jaman kerajaan, para pemuka agama sangat dihormati dan memiliki pengaruh lebih dari pada raja. Raja dianggap sebagai perwakilan dari Sang Pencipta dan para pemuka agama sebagai orang yang dianggap lebih dekat dengan Sang Pencipta, menjadi orang-orang yang menetapkan siapakah orang yang berhak menjadi pemimpin, dan menjadi penasihat sekaligus pengawas atas aturan-aturan yang dibuat oleh si raja kelak, pada saat ia memimpin bangsa.
Raja adalah manusia, pemimpin agama pun demikian, kaum intelektual dan warga lainnya adalah manusia. Manusia sama-sama memiliki kehendak bebas, memiliki nilai yang sama di hadapan Sang Pencipta, memiliki modal yang sama-sama diberikan oleh Sang Pencipta, yaitu akal. Akal untuk mencipta dan memahami banyak hal. Namun karena manusia memiliki kehendak bebas, manusia menjadi sanggup dan bias menciptakan sesuatu yang mendukung dan untuk mengaggungkan Sang Pencipta atau menciptakan sesuatu yang memungkiri keberadaan Sang Pencipta dan melawannya.
Manusia akhirnya memahami, menjadi pemimpin adalah penting, sama pentingnya dengan memiliki massa, juga penting untuk memiliki pengertian akan banyak hal. Hingga munculah pengelompokan, yang mana kelompok bangsawan, yang mana kelompok intelektual, yang mana rakyat kaya, yang mana rakyat miskin dan jelata. Sang Pencipta tidak ingin adanya pengelompokan tersebut, namun sekali lagi ini adalah hak dari manusia untuk berkehendak bebas dalam menentukan kehidupannya. Pengelompokan ini tidak ada lain karena manusia ingin berkuasa atas manusia lainnya, berbeda dengan memimpin. Apa bedanya, dalam rasa ingin berkuasa terdapat unsur penindasan dan perbedaan hak, namun dalam memimpin ada unsur pengayoman, perlindungan dan kesejahteraan.
Banyak manusia yang semakin maju dalam berfikirnya, hingga mulai berfikir tentang banyak hal, mulai membuat banyak aturan. Aturan memang baik, namun ketika sudah bertentangan dengan prinsip Sang Pencipta, menjadi mengerikan tampaknya. Bahkan manusia mulai berfikir, bahwa Sang Pencipta itu tidak ada. Manusia dibedakan dengan derajat yang ‘manusia intelek’ menyebutnya kesempurnaan, para filsuf menyatakan ketidaksetujuannya kepada pemerintah dan memiliki penilaian sendiri atas kehidupan, juga tidak jarang mereka mengajak manusia untuk lebih mempercayai dirinya sendiri ketimbang Sang Pencipta.
Bukan hanya bangsa, namun juga intelektual, bukan hanya warna kulit, namun juga tinggi badan, bukan hanya bentuk wajah, namun juga berat badan, atau hal hal lain yang dijadikan ukuran oleh manusia, dijadikan rules, aturan, atau ukuran yang dianggap benar, untuk mengukur siapa manusia berdasarkan, dari keluarga mana mereka berasal, dari suku mana, dari bangsa mana, tinggi atau pendek, kurus kah, langsing kah atau gemuk, hitam kah warna kulitnya, atau kuning, atau putih, bagaimana dengan rambutnya, bagaimana dengan kukunya, sekolah apa dia, prestasi apa yang dia pernah raih, berapa kendaraan yang dimilikinya, berapa banyak uang yang dia punya… (kalian bisa tambahkan pertanyaan ini…)
Sehingga tidak sadar, manusia berlomba untuk mencapainya hanya untuk memenuhi kehausan dari kebutuhan dasarnya untuk dihargai, dihormati dan dicintai. Itu bukan berarti menjaga kesehatan dengan apa yang kita makan dan olah raga itu tidak baik, atau bekerja keras itu tidak baik, juga bukan berarti mengenyam pendidikan itu tidak baik, juga dengan hal lainnya yang bermanfaat. Namun, alasan ingin mencapainya untuk mendapatkan rasa hormat, serta berharga dan juga mengukur orang menggunakan nilai-nilai atau aturan terebut sangat tidak baik. Banyak orang mencoba mempengaruhi manusia dengan nilai-nilai ini, ukuran-ukuran ini, karena itulah yang membuat ‘dagangan’ mereka laku.. orang kulit putih, mereka pergi ke daerah pantai atau tropis, mereka ingin punya warna kulit seperti orang tropis.. agak gelap, sedangkan orang dari belahan tropis, ingin menjadi putih.. dan banyak lagi contoh-contoh lain, kenyataan yang ada disekitar kita karena blinded by rules atau dibutakan oleh ukuran-ukuran yang tidak esensi dan buatan manusia. Atau kita memberikan gelas crystal untuk orang-orang yang pakai mercy ke rumah kita, dan gelas plastic untuk orang-orang yang naik mobil umum ke rumah kita.
Lainnya lagi, seorang ibu atau bapa yang kebakaran jenggot ketika melihat prestasi akademik anaknya buruk, padahal anak itu anak yang gemar menolong temannya disekolah, jago melukis dan main music (ada sembilan kecerdasan manusia, bukan hanya akademik), IQ dianggap penting. Mungkin orang tua perlu tahu, kalau Thomas Alfa Edison seorang yang memiliki IQ rendah namun menciptakan sesuatu. Atau keluarga Hoyt yang mampu menjadikan anaknya berhasil, padahal dunia menolaknya, juga dokternya waktu kecil, atau bahkan kita jika ada di dekat mereka. Waktu kita memiliki pemahaman yang benar, bagaimana Sang Pencipta menciptakan kita, dan bagaimana Sang Pencipta memandang kita sebagai ciptaannya. Lalu kita berusaha untuk memandang orang lain sama seperti Sang Pencipta memandang mereka. Tidak ada lagi sakit hati, tidak ada lagi penolakan, tidak ada lagi produk pemutih, tidak ada lagi orang yang tidak menerima dirinya sendiri, tidak ada lagi orang yang membunuh demi uang, tidak ada lagi orang yang bunuh diri karena raport sekolahnya jelek, tidak ada lagi penghinaan atau tertawaan ketika seseorang tidak bisa mengerjakan sesuatu, namun menolong mereka untuk mengerjakaanya, toleransi terhadap perbedaan, toleransi terhadap kesalahan (toleransi bukan kompromi), dan kesejahteraan itu akan semakin dirasakan, karena dengan sendirinya lingkungan, environment atau atmosphere kita hidup sudah berubah.
Saat kita memiliki pandangan yang benar dan sama dengan Sang Pencipta, terhadap sesame kita.. tentu saja si screwtape tidak senang dan ingin kita balik ke rules mereka, bukan Sang Pencipta. -bydemul
Welcome
met datang di blog saya yang baru di blogspot, sebelumnya kalian mungkin pernah mengunjungi blog saya di blogsome.
Kenapa pindah? menurut saran dari temen dan memang ternyata benar, bandwith antara blogsome dan blogspot jauh berbeda.. jadi saya dan teman-teman lain bisa mengakses blog ini dengan lebih cepatt...
Juga langsung interkoneksi dengan google search engine dan juga ada rss feed nya, jadi saya bisa lihat melalui mobile phones saya.. (bilang hape aja pake ribet mas... )
Akhir kata (formal banget...), semoga blog saya gak bikin kalian bingung, berdarah-darah.. atau mati lemes... jatuh cinta juga diharamkan yah... hehehehe...
selamat menikmati deh... jangan sungkan untuk memuji lewat comment-comment ya... :p